Etika pergaulan mahasiswa di Universitas Gunadarma
yang sesuai dengan PP 60 tahun 1999 tentang
Sistem Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan
diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus,
tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan
lembaga kemahaiswaan yang prinsipnya mengatur
tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan
di dalam PP 60 tahun 1999 tersebut.
1. Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam
Belajar
Perlu diingat bahwa tugas mahasiswa adalah
belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka perlu
diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni
:
1). Atribut Individu
Atribut individu / mahasiswa adalah karekteristik
yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi
salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa
dalam belajar. Ada tiga karakteristik yang melekat
dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang
berbeda-beda yakni :
a. Karakteristik Demografi seperti umur dan
jenis kelamin;
b. Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan
dan kemampuan;
c. Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku
dan kepribadian.
2). Keinginan Kerja
Keinginan kerja ini artinya keinginan untuk
belajar, karena tugas mahasiswa adalah belajar.
Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari
dalam maupun dari luar. Motivasi dari dalam
berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam
rangka menyongsong masa depan yang lebih baik.
Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri
baik berasal dari orang tua atau dari pihak
lain.
3). Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi adalah segala sesuatu yang
mendukung kepada mahasiswa untuk memaksimalkan
hasil dari belajar.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka ketiga
faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan
salah satu faktor saja, maka hasilnya tidak
dapat optimal.
Berdasarkan pengamatan terhadap para alumni
yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja,
maka berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan
agar saudara juga dapat meraih kesuksesan di
masa depan :
a. Perbanyak Menggunakan Komputer
Komputer adalah benda mati yang diciptakan
oleh daya nalar (logika) manusia, karenanya,
prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja
nalar manusia..Komputer tak ubahnya sebagai
"pembantu" kerja yang dapat diperintah
dengan perintah yang sesuai dengan logika atau
nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa untuk
sering menggunakan komputer agar lebih mengenal
"sifat" komputer. Semakin sering menggunakannya,
maka kesalahan-kesalahan perintah yang mungkin
terjadi akan semakin berkurang atau sama sekali
tidak akan ada kesalahan. Untuk sering menggunakannya,
maka alangkah baiknya jika setiap mahasiswa
memiliki komputer pribadi.
b. Memilih Teman
Penyesalan biasanya datang terlambat. Ini banyak
dialami mahasiswa yang merasa "tertipu"
oleh dirinya sendiri karena salah memilih teman
bergaul. Kesenangan sesaat justru menjerumuskan
mereka ke kepedihan yang berkepanjangan. Jangan
sampai saudara mengalami hal ini.
Pilihlah teman, dan bentuklah kelompok-kelompok
belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya,
tidak hanya mengulang pelajaran yang sudah diberikan
oleh dosen, melainkan mencari referensi lain
yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai
materi berikutnya yang akan diajarkan dosen
di kelas. Ingat, masa depan saudara tergantung
saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja
keras dalam belajar sejak dini untuk meraih
masa depan.
c. Jangan Mudah Mengeluh
Orang yang sering berkeluh-kesah menandakan
kurang memiliki kemampuan. Dalam ilmu psikologi,
ada satu alat ukur kemampuan seorang manusia
yang disebut dengan adversity quotient (AQ),
yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya
di atas IQ (kecerdasan otak) dan EQ (kecerdasan
emosi).
Orang yang memiliki nilai AQ tinggi, maka ia
tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus
asa walau pada kondisi seburuk apapun. Justru
sebaliknya, dengan segala keterbatasan yang
dimilikinya, ia mampu berpikir dan bertindak
mensiasati diri untuk dapat terus maju. Hal
ini terjadi atau dapat dilihat para pengusaha
ekonomi lemah yang tetap survive dan maju meskipun
krisis ekonomi melanda negara kita.
d. Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan waktu-waktu senggang untuk membaca
dan menulis yang berkaitan dengan tugas belajar.
Keengganan membeli buku dan membaca buku yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang
dijalaninya akan menghambat proses belajar.
Mahasiswa pada umumnya sangat gemar meng-copy
transparansi dosen, padahal, transparansi itu
adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk
belajar.
Pada semester 6, setiap mahasiswa diwajibkan
untuk menulis sebuah penulisan ilmiah, yang
setiap kata, setiap kalimat, dan setiap alineanya
diperiksa oleh dosen pembimbing dan dosen penguji.
Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan
ide dalam kalimat, dan ketidakkesinambungan
antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam
sebuah alinea, merupakan kesalahan yang cukup
fatal.
e. Jauhkan Sifat Sombong
Tidak ada satupun manusia yang segala kemampuannya
melebihi orang lain. Kesombongan hanya akan
menjauhkan diri kita pada kesempatan baik yang
semestinya dapat kita raih. Bisa saja, karena
sifat sombong kita, teman kita yang tadinya
mau mengajak bekerja di perusahaan besar menjadi
enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena
kepintaran kita, menjadi antipati.
Seorang professor, yang sangat ahli dan sangat
menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong,
karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat
apa yang telah dikuasainya ternyata belum apa-apa,
karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar
adalah long-life education (belajar seumur hidup),
tidak ada hentinya.
f. Miliki Target-terget Pribadi
Biasakan memiliki target-target pribadi, misalkan,
di semester depan IPK saya harus naik, di tahun
kelima saya harus bisa membuka usaha di bidang
informatika, dan sebagainya. Untuk mencapai
target-target tersebut, maka kita harus memiliki
strategi atau siasat-siasat yang mungkin dapat
kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang
kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa
kelebihan kita, apa kekurangan kita), selanjutnya
kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang
yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal
kita hadapi), dan dari sana kita dapat melakukan
manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan,
memilih teman, dan sebagainya).
Dengan memiliki target-target pribadi, maka,
jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan
kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan
terlebih dulu. Bila target itu tidak terpenuhi,
maka susun target baru sambil mengintrospeksi
diri, mengapa target tersebut tidak tercapai,
dan benahi.
2. Etika dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang
kondusif di dalam dan di luar lingkungan kampus
Universitas Gunadarma, maka perlu diketahui
etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai
berikut :
1). Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
a. Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan
kampus;
b. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah;
c. Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan
yang berlaku di lingkungan kampus dan berusaha
tidak melanggar;
d. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku
kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak
tingkat;
e. Saling menghormati dan menghargai terhadap
sesama mahasiswa;
f. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan,
baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan
perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh
nilai-nilai agama / kepercayaan yang dianut;
g. Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral;
h. Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh Universitas Gunadarma atas pelanggaran
terhadap peraturan yang berlaku sebagai bagian
dari pendidikan disiplin.
2). Etika Pergaulan di Luar Kampus
a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana
mahasiswa tersebut berada;
b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang
mencerminkan sebagai mahasiswa;
c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat
sebagai wujud pengabdian;
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
di luar kampus.
|